GERAKAN SYIAH
SEJARAH DAN PERKEMBANGANNYA
Asal-usul Syiah
Syi`ah secara etimologi bahaasa berarti pengikut, sekte dan golongan seseorang. Adapun menurut terminologi syariat bermakna: Mereka yang berkedok dengan slogan kecintaan terhadap Ali bin Abi Thalib beserta anak cucunya bahwasanya Ali bin Abi Thalib lebih utama daripada seluruh sahabat dan lebih berhak untuk memegang tampuk kepemimpinan kaum muslimin, demikian pula anak cucu sepeninggal beliau. Sedang dalam istilah syara`, Syi`ah adalah suatu aliran yang timbul sejak masa pemerintahan Utsman bin Affan yang dipimpin oleh Abdullah bin Saba` Al-Himyari.
Abdullah bin Saba` juga dikenal dengan sebutan Ibnu Sauda` adalah seorang Yahudi yang berasal dari negeri Yaman, tepatnya dari daerah Shan`a (Ibu kota Yaman). Ia berpura-pura msuk Islam pada masa pemerintahan Utsman bin `Affan untuk menghancurkan Islam dari dalam. Berbagai macam fitnah ia timbulkan. Ia terlibat dalam pembunuhan khalifah Utsman bin `Affan, juga terlibat mengobarkan fitnah pada perang Jamal antara Ali dan `Aisyah, dan perang Shiffin antara Ali dan Mu`awiyah. Kemudian pada masa pemerintahan `Ali ia kembali membuat ulah dengan memunculkan satu fitnah besar yaitu mengajak manusia untuk meyakini Khalifah Ali sebagai tuhan.
Ia mengenalkan ajarannya secara terang-terangan dan menggalang masa untuk memproklamasikan bahwa kepemimpinan (imamah) sesudah Nabi Muhammad SAW seharusnya jatuh ke tangan Ali bin Abi Thalib karena suatu nash (teks) Nabi saw. Menurut Abdullah bin Saba`, Khalifah Abu Bakar, Umar, dan Utsman telah mengambil alih kedudukan tersebut. Abdullah bin Saba` menampakkan sikap ekstrem dalam memuliakan Ali, dengan suatu slogan bahwa Ali yang berhak menjadi imam (khalifah) dan ia adalah seorang yang ma`shum.
Keyakinan itu berkembang secara terus menerusdari waktu ke waktu, sampai kepada menuhankan Ali bin Abi Thalib. Berhubung hal itu adalah sebuah kebohongan, maka diambil suatu tindakan oleh Ali bin Abi Thalib, yaitu mereka dibakar, lalu sebagian dari mereka melarikan diri ke Madain.
Pada periode abad pertama Hijriah, aliran Syi`ah belum menjelma menjadi aliran yang solid. Barulah pada abad kedua Hijriah, perkembangan Syi`ah sangaat pesat bahkan mulai menjadi mainsteam tersendiri. Pada waktu-waktu berikutnya, Syi`ah bahkan menjadi semacam keyakinan yang menjadi trend di kalangan pemuda Islam: mengklaim menjadi tokoh pembaharu Islam, namun banyak dari pemikiran dan prinsip dasar keyakinan ini tidak sesuai dengan ajaran Islam itu sendiri.
Perkembangan Syi`ah
Bertahun-tahun lamanya gerakan Syi`ah hanya berputar di Iran, rumah dan kiblat utama Syi`ah. Namun sejak tahun 1979, persis ketika revolusi Iran meletus dan negeri ini dipimpim Ayatulloh Khomaeni dengan cara menumbangkan rezim Syah Reza Pahlevi, Syi`ah merembes ke berbagi penjuru dunia. Kelompo-kelompok yang mengarah kepada gerakan Syi`ah seperti yang terjadi di Iran, marak dan muncul di mana-mana.
Perkembangan Syi`ah, yaitu gerakan yang mengatasnamakan madzhab Ahlul Bait ini memang cukup pesat, terlebih di kalangan masyarakat yang umumnya awam dalam soal keagamaan, menjadi lahan empuk bagi gerakan-gerakan aliran sempalan untuk menggaet mereka menjadi sebuah komunitas, kelompok dan jama`ahnya.
0 komentar:
Posting Komentar